Selasa, 09 Juli 2013

Prosedur Bayi Tabung hanya dengan Rp 2,5juta


Saat ini, tidak perlu merogoh kocek terlampau dalam untuk lakukan program bayi tabung. Dengan cost 200 euro atau lebih kurang rp 2, 5 juta, sebagian pasangan infertil terutama yang ada di negara-negara berkembang memperoleh secercah harapan untuk memiliki anak.


Layaknya diambil dari AFP, selasa ( 9/7/2013 ), tim dari Belgia yang ada di balik proyek tersebut, menyebutkan bahwa cost yang dipakai cuma 10 sampai 15 % dari program IVF ala barat. Dengan menggunakan pendekatan skala yang diperkecil dari laboratorium bayi tabung biasanya.

Prosedur ini memakai sistem dua tabung sederhana untuk ganti karbon dioksida ( CO2 ) spesial Inkubator, gas medis, serta sistem pemurnian udara dimana kultur embrio ditempatkan dalam piringan laboratorium.

Menurut presentasi di the european society for human reproduction and embryology ( eshre ), konferensi tahunan di london, tehnik ini telah diterapkan pada pasien IVF dibawah umur 36 tahun. Waktu itu, sekurang-kurangnya ada delapan sel telur yang siap dibuahi.

Saat dokter memperbandingkan prosedur laboratorium konvensional dengan bayi tabung memiliki biaya lebih rendah, kualitas embrio serta peluang untuk hamil sepadan. Sejauh ini, telah ada 12 bayi tabung memiliki biaya rendah yang lahir serta situasinya sehat.

Hasil awal ini yaitu bukti bahwa sistem budaya dapat dirancang lebih sederhana untuk tawarkan penyembuhan untuk pasangan infertil dengan biaya terjangkau, terutama di negara-negara berkembang. Terlebih IVF yaitu hanya satu jalan keluar problem infertilitas ini, ujar Elke Klerkx dari genk Institute for Fertility Technology.

Menurut Klerkx, ini yaitu langkah besar untuk penyembuhan kesuburan yang universal serta sesuatu terobosan penting dalam perihal hak asasi manusia, kesetaraan, serta keadilan sosial. Umumnya, di negara-negara maju, sistem bayi tabung ini membutuhkan cost , 5 juta sampai 3 juta euro atau Rp 19 miliar sampai Rp 38 miliar.

Ada juga cost yang lebih murah lebih kurang 300 ribu euro atau lebih kurang Rp 3, 8 miliar. Sampai sekarang ini, sudah lahir kian lebih lima juta bayi tabung, semenjak bayi tabung pertama, Louise Brown yang lahir tahun 1978.

Pada bln. november mendatang, genk Institute for Fertility Technology merencanakan merampungkan pembangunan pusat pengembangan IVF rendah cost serta berikan kursus untuk klinik-klinik di negara berkembang. Perihal ini karena mahalnya cost penyembuhan merupakan kendala di negara berkembang hingga wanita infertil barangkali menghadapi stigma, pelecehan, serta pengucilan.

Problem infertil barangkali problem kesehatan yang sangat kerap diabaikan di negara berkembang yang menurut WHO, merubah kian lebih dua juta pasangan, kata Klerkx.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants for single moms