Minggu, 22 Desember 2013

Seorang Ibu Yang Menolak Diaborsi Meski Tahu Janinnya Cacat

 
Setiap ibu selalu ingin memiliki anak yang sehat, tidak kekurangan suatu apapun. Namun terkadang, Tuhan punya skenario yang berbeda. Kadang Tuhan menjawab doa-doa hamba-Nya dengan rahasia besar agar kita belajar, baik dari kehidupan kita sendiri maupun orang lain.

Orang bijak mengatakan:

"Belajarlah dari pengalaman hidup orang lain, karena umur Anda tidak panjang untuk dapat mencoba semua pengalaman itu seorang diri,"
Maka berterima kasihlah pada wanita hebat ini. Dia dikaruniai seorang anak laki-laki yang memiliki kebutuhan khusus. Sejak didalam kandungan, ada masalah kesehatan yang di alami janin.

Bayi yang dikandung lahir dengan kekurangan dibagian mata. Banyak orang bertanya, kenapa wanita ini tidak mengaborsi saja bayinya saat masih dikandung?
 
Simaklah cerita singkat dari wanita ini, semoga bisa menjadi inspirasi kita semua, khususnya para wanita yang kelak akan menjadi ibu.

Ketika usia saya 15 tahun, saya bertemu dengan Chris dan kami saling jatuh cinta. Kami menikah saat usia saya sudah 21 tahun. Ketika usia saya 23 tahun, kami menyadari bahwa kami akan memiliki seorang bayi. Kami begitu bahagia dan tidak sabar.

Di usia kehamilan 18 minggu, hasil USG menunjukkan bahwa kami akan memiliki seorang bayi laki-laki, kami lebih bahagia lagi. Kami memberikan nama Christian :)

Seminggu kemudian, kami mendapat telepon. Ada yang tidak normal pada Christian. Kami panik dan khawatir. Semakin Christian tumbuh, semakin para dokter tidak yakin dengan kondisinya. Apa yang salah? Apakah ia masih hidup? Apakah ia akan mengalami gangguan mental?

Pada tanggal 18 Februari 2011, Chris dan saya pergi ke Vanderbilt untuk melahirkan Christian. Kami tidak tahu apakah kami bisa membawa Christian pulang (dalam keadaan hidup) atau tidak.

Pada pukul 9:32 pagi, Christian lahir ke dunia, ia menangis kencang. Ia HIDUP, tetapi kondisinya tidak sesederhana itu. Kondisi Christian lebih buruk dibandingkan dengan apa yang kami bayangkan. Ia terlahir dengan kondisi bibir sumbing bahkan ia tidak bisa menutup mulutnya. Kondisi yang ia alami hanya terjadi pada 1 dari 50 orang didunia. 

Selain itu, ada kondisi lain yang lebih buruk. Mata Christian juga mengalami cacat. Kedua matanya tak terbentuk. Bola matanya tidak ada ditempatnya. Bayi kami buta. Hati kami hancur berkeping-keping, tidak tahu apa yang harus kami lakukan, dan bagaimana cara membesarkan seorang anak yang tidak bisa melihat. Christian harus menjalani operasi pada usia 4 hari, ia dirawat di NICU hingga empat minggu.

Saat kami membawanya pulang dari rumah sakit, semua hal menjadi semakin berat. Setiap kali kami membawa Christian ke tempat umum, orang akan menatapnya dan mengatakan di belakangku, "Lihat bayi itu!". Anak-anak akan menanyakannya pada ibu mereka apa yang terjadi pada "bayi itu".

Saya tidak bisa pergi ke sebuah tempat di mana orang-orang tidak menemukan kejanggalan pada Christian. Beberapa orang bahkan bertanya langsung pada saya, "Apa yang sedang terjadi dengan anak Anda?"

Bahkan seorang gadis mengatakan bahwa saya adalah ibu yang jahat, karena tidak mengaborsi Christian saat masih dalam kandungan. Hal itu sangat menyakitkan bagi saya :(

Namun semakin Christian tumbuh besar, dia sudah mulai tertawa dan bermain. Dan saat orang menatapnya, Christian justru tertawa lucu. Dan orang-orang tersebut akan balas tertawa.

Orang-orang mulai mencari saya di Facebook, dan mencari Christian dari cerita-cerita orang tentangnya. Dan kami mempunyai BANYAK teman baru. Orang-orang berkata pada saya, bagaimana Christian memberi inspirasi bagi mereka, dan bagaimana hebatnya ia. Semuanya terasa lebih mudah. Christian terus tumbuh dan sehat. Setiap orang yang bertemu dengan Christian menyukainya dengan cepat.

Semua hal yang menghakimi saya, serta bisikan-bisikan tidak menyenangkan tidak lagi menjadi kekhawatiran saya. Karena Christian adalah anak yang hebat, dari dalam dan luar.

Dan pada akhirnya saya menyadari bahwa keputusan saya tepat, untuk tidak mengaborsi Christian.

He is the love of my life.

And he is a miracle.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants for single moms